A. Jenis-Jenis Tanah
1.
Pengertian Tanah
Tanah
merupakan batuan yang sudah lapuk bercampur dengan sisa makhluk hidup, air, dan
udara. Tanah merupakan lapisan bagian atas bumi tempat tumbuhnya tanaman.
Penamaan jenis tanah sangat bermacam-macam, tergantung dari instansi yang
memberikan nama. Penamaan yang dipakai Departemen Pertanian Amerika Serikat
(United States Department Agriculture) atau disingkat USDA, berbeda dengan
Survei Tanah Nasional Kanada, berbeda pula dengan penamaan Lembaga Penelitian
Tanah Indonesia.
2.
Jenis dan Persebaran Tanah di Indonesia
Beberapa
jenis tanah yang ada di Indonesia antara lain:
1.
Tanah organik
(gambut) disebut juga tanah organosol atau
histosol. Banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan dan Papua. Penggunaan
tanah ini umumnya digunakan untuk
perkebunan.
2.
Grumusol, tanah
berasal dari batuan induk batu kapur dan
tuffa vulkanik, kandungan organiknya rendah. Ada di Jawa bagian Timur, Madura,
Nusa Tenggara, dan Maluku. Cocok untuk palawija dan perkebunan.
3.
Latosol tersebar
luas di Indonesia, batuan pembentuknya berasal dari batuan beku, sedimen dan
metamorf. Penggunaan lahan umumnya persawahan dan lahan kering, tergantung pada
ketersediaan airnya. Cocok untuk padi, palawija, dan perkebunan.
4.
Andosol
kebanyakan terdapat di Sumatera dan Jawa, yaitu pada daerah vulkanik aktif, yaitu pada lereng vulkan atas
dengan bahan abu vulkanik dan tuff. Penggunaan lahannya untuk pertanian sayuran
dan perkebunan.
5.
Aluvial, berasal
dari endapan lumpur halus cocok untuk padi, palawija, dan perkebunan. Tanah
alluvial tergantung asal endapannya, vulkanis atau batu gamping.
6.
Podsol, tekstur
tanah berupa pasir, kandungan bahan organik sedang. Tanah podsol banyak dijumpai di sepanjang sungai-sungai besar
Sumatera, Kalimantan, dan Irian. Penamaan jenis tanah lainnya secara sederhana
dilakukan Mohr, berdasarkan perbedaan
temperatur dan kelembaban udara.
Klasifikasi
tanah di Indonesia khususnya Jawa dan Sumatera menurut penelitian Mohr seperti
berikut:
1.
Tanah kuning
hingga coklat, terjadi pada temperatur tinggi dan curah hujan tinggi.
2.
Tanah merah
terjadi pada temperatur tinggi dengan musim hujan berselang seling.
3.
Tanah pucat
dengan temperatur rendah dan curah hujan tinggi.
4.
Tanah kristal
garam, temperatur tinggi curah hujan rendah.
5.
Tanah kelabu,
temperatur tinggi dan tanah selalu tergenang air.
6.
Tanah hitam,
bertemperatur tinggi, musim hujan dan kemarau seimbang.
B. Jenis-Jenis dan Persebaran Flora dan
Fauna
Jenis-jenis
dan persebaran fauna di Indonesia sangat terkait dengan sejarah terbentuknya
daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada masa itu, wilayah Indonesia
bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia,
sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan
Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum
dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora
dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali, Kalimantan, dan
Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu
pula dengan flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan
pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan
fauna di benua Australia. Jadi, Indonesia pada masa itu menjadi jembatan
penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian, pada akhir zaman
es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya
permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian
terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera
terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan
terpisah dari Semenanjung Malaka. Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace
mengadakan penelitian mengenai penyebaran hewan bagian Barat dengan hewan di
Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke Selat
Makasar. Oleh sebab itu, garis batasnya dinamakan garis Wallace. Batas ini
bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari Asia ke
Indonesia. Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber,
berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan
batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia bagian Timur. Garis batas
tersebut dinamakan garis Weber. Sedangkan daerah di antara dataran Sunda dan
dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah Wallace atau daerah Peralihan.
Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini terdapat beberapa jenis
hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah transisi antara dataran Sunda
dan dataran Sahul.
1.
Sebaran Flora di Indonesia
Flora
adalah dunia tumbuh-tumbuhan. Jenis tumbuh-tumbuhan yang ada pada suatu wilayah
belum tentu terdapat pada wilayah lain.
Indonesia berada di kawasan sekitar
katulistiwa, dengan demikian ditinjau dari iklimnya, termasuk iklim tropis. Flora
di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga
tipe, yaitu hutan hujan tropis, hutan musim, dan hutan sabana tropik. Hutan hujan tropis hidup sepanjang
tahun, hutan musim dedaunan rontok pada
musim kemarau, sedangkan hutan sabana tropik berupa rerumputan dan semak
belukar. Hutan hujan tropis tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Irian atau
Papua. Hutan musim banyak tersebar di Jawa bagian timur, Sulawesi dan Nusa
Tenggara. Hutan sabana tropik hanya ada di sebagian kecil wilayah Nusa
Tenggara, antara lain di Pulau Sumba dan Pulau Timor.
a.
Flora Asiatis
Flora
Asiatis terdapat di Pulau Sumatera,
Kalimantan, Jawa dan Bali. Flora ini terdiri atas:
1.
hutan bakau
(mangrove) dan rawa gambut di bagian timur Sumatera
2.
meranti, rotan,
rawa gambut, rawa air tawar di bagian barat Sumatera.
b. Flora
Australis
Flora
Australis terdapat di Papua dan
pulau-pulau sekitarnya. Flora Australis terdiri atas:
1.
hutan hujan tropis
yang berupa pepohonan tinggi dan lebat;
2.
hutan sagu dan
nipah;
3.
hutan lumut, pada
dataran tinggi atau pegunungan.
2.
Sebaran Fauna
Dunia hewan atau fauna di Indonesia, secara
geografis terbagi menjadi dua wilayah utama, dan satu wilayah peralihan. Wilayah-wilayah tersebut adalah wilayah Asiatis, wilayah Australis, dan wilayah Peralihan.
a.
Fauna Asiatis
Fauna
di wilayah Indonesia bagian barat banyak
menyerupai daratan Asia. Persebaran fauna
di Indonesia bagian barat, yaitu dari wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan
hingga Selat Makasar dan Selat Lombok.
Fauna di daerah bagian barat ini terdapat banyak binatang menyusui dengan ciri
jenis hewan besar.
b.
Fauna Australis
Fauna
Australis banyak terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, berupa burung, dan
jenis binatang berkantung.
3. Flora
dan Fauna Peralihan
Tumbuhan
di daerah pantai hampir sama dengan tumbuhan di Papua, sedangkan yang ada pada
daerah pegunungan mirip dengan yang ada di Kalimantan. Sebagaimana flora, fauna
di wilayah peralihan ini berjenis
Asiatis dan Australis. Contohnya antara lain anoa, babi rusa, burung
maleo, bengkarung dan komodo.